karena di hari seperti ini saya selalu saja menunggu. di tiap tahunnya dibuat menunggu.
karena di hari ini saya berpikir keras, tidak jelas seperti ketidak jelasanku pada kepalaku sendiri.
untuk apapun yang aneh pada diriku hari ini. kuucapkan selamat uangtahun pada diriku sendiri.
terimakasih lipa' sabbe nya
terimakasih badan beserta isiya.
terimakasih gelangnya.
terimakasih terimakasih <3
Jumat, 22 Maret 2013
Sabtu, 09 Maret 2013
seharusnya ~~~
Seharusnya saya sekarang berada di Pulau Cangke.
Duduk di dermaga setelah berbincang dengan Daeng Abu juga isrinya tentang anak penyu dan mungkin tentang beberapa pengunjung menyebalkan ataupun baik hati. Terkagum-kagum oleh kilauan plankton yang dipantuli cahaya bulan. mungkin memilih untuk terjun ke air asin yang hangat dan merelakan diri dipatuk ubur-ubur. seharusnya.
Seharusnya saya sekarang berada di Shoesless Gig Sudiang.
Berdiri di dapur yang bersebelahan dengan stage gignya. Membuat popcorn dengan bir di samping kompor. Dan goyang amatiran tanpa komando karena musik dub yang lagi memenuhi ruang telinga. Membayangkan akan mabuk berat dan tak bisa mengikuti keinginan pulang. Seharusnya.
Seharusnya saya sekarang ada di lapakan Benteng.
Membaur. Duduk bersila. Minum kopi hitam. Bertemu dengan manusia lainnya. Seharusnya.
Tapi ternyata saya disini. Di rumah. Mabuk cemilan. Rival saya sudah tepar setelah tadinya kubopong ke toilet. Lalu dengan berat hati meninggalkan saya sendiri. Aneh, karena baru kali ini dia kalah oleh makanan. hahaha. Semua rencana batal karena malas yang didatangkan hujan. Tak apa. Mari tidur nyenyak :))
Duduk di dermaga setelah berbincang dengan Daeng Abu juga isrinya tentang anak penyu dan mungkin tentang beberapa pengunjung menyebalkan ataupun baik hati. Terkagum-kagum oleh kilauan plankton yang dipantuli cahaya bulan. mungkin memilih untuk terjun ke air asin yang hangat dan merelakan diri dipatuk ubur-ubur. seharusnya.
Seharusnya saya sekarang berada di Shoesless Gig Sudiang.
Berdiri di dapur yang bersebelahan dengan stage gignya. Membuat popcorn dengan bir di samping kompor. Dan goyang amatiran tanpa komando karena musik dub yang lagi memenuhi ruang telinga. Membayangkan akan mabuk berat dan tak bisa mengikuti keinginan pulang. Seharusnya.
Seharusnya saya sekarang ada di lapakan Benteng.
Membaur. Duduk bersila. Minum kopi hitam. Bertemu dengan manusia lainnya. Seharusnya.
Tapi ternyata saya disini. Di rumah. Mabuk cemilan. Rival saya sudah tepar setelah tadinya kubopong ke toilet. Lalu dengan berat hati meninggalkan saya sendiri. Aneh, karena baru kali ini dia kalah oleh makanan. hahaha. Semua rencana batal karena malas yang didatangkan hujan. Tak apa. Mari tidur nyenyak :))
Rabu, 06 Maret 2013
my first dreamcatcher
jadi semua ini berawal dari sebuah gambar ketika saya sedang googling untuk mencari referensi gambar untuk tatto baru di hari ulangtahun saya nanti. saya mendapatkan gambar tatto dreamcatcher(waktu itu saya belum tau kalo namanya dreamcatcher :p) ini di lengan atas seorang perempuan. merasa familiar dengan gambar itu, saya pun googling hanya untuk mencari tahu nama bendanya. nah, entah bagaimana ceritanya lagi sayapun akhirnya tahu kalau sebutan untuk benda bulat dengan rumbaian bulu ini namanya dreamcatcher. "penangkap mimpi". menurut suku yang mempercayai dan mejadikan benda ini sebagai jimat, orang akan terhindar dari mimpi buruk jika mempunyai ini. mereka biasanya menggantung dreamcatcher mereka diatas tempat tidur agar mimpi buruk tersaring dan keluar menjadi mimpi baik melalui bulu-bulunya. sangat menginspirasi saya :))
jadilah dreamcather di atas. berkat bantuan pacar dan teman-teman yang ngotot saya bikin sendiri aja daripada beli :p
i'll make others. ciao :D
i'll make others. ciao :D
Sabtu, 02 Maret 2013
bersama Keith McHenry dan FNB Makassar :))
Sekitar dua bulan yang lalu,
tepatnya 9 Januari 2013 di tengah-tengah tabling FNB chapter Makassar di bawah
flyover teman kita Rangga yang lagi berkunjung ke Makassar menginfokan kalau
co-founder FoodNotBombs si Keith McHenry sekarang lagi tour beberapa negara dalam
rangka mengumpulkan dokumentasi FNB Internasional dan akan meluangkan waktunya
juga ke Indonesia. Kata Rangga,” berkabar via email atau sms aja sama
Willy-yang ngatur jadwal jalannya-, kalo mau Keith mampir di Makassar juga”,
sembari memberikan alamat email Willy. Jadilah saya dan Willy saling berkabar.
Setelah berembuk dengan volunteer lainnya jadilah kami menyepakati siap menjamu
Keith 3 Maret 2013.
Tanggal 28 Februari kemarin,
Willy tiba-tiba berkabar kalau Keith stuck si Manado dan akan sulit untuk
terbang ke Semarang sesuai dengan rencana awal. Saya menawarkan untuk lebih
baiknya Keith mampir langsung ke
Makassar, selain berdekatan-dibandingkan dengan Semarang- akan lebih
meminimalisir pengeluaran. Willy balik bertanya, apakah volunteer FNB chapter
Makassar bisa menerima Keith hari itu juga. Tanpa pikir panjang dan juga karena
memikirkan bagaimana keadaan Keith, saya langsung mengiyakan. Yah, kami bisa
menjamu Keith dengan senang hati walaupun dengan persiapan yang nol J
Karena sedang tidak memungkinkan
untuk meninggalkan urusan saya ketika itu, kukabari semua teman-teman yang
kiranya bisa membantu. Rencana yang berubah dan menjadi dadakan sempat membuat
kami panik. But we can fix it J
. Willy memberikan kontak teman di Manado yang mengantar Keith ke bandara,
Andre. Katanya Keith dapat tiket ke Makassar sekitaran pukul 4. Kukabari siapa
yang bisa menjemput di bandara, Yaya
bersedia sementara saya, Tin, Eric, Este, Ekbess dan yang lainnya janjian
bertemu di kampus.
--------------
Malam ketika tiba di kampus,
teman-teman yang lainnya sudah berkumpul dan ternyata Keith sudah berada di
kerumunan mereka >.< wah, finally we meet him. Keith terlihat sangat
antusias walaupun sedang kelelahan. Kata “great, I can’t believe, dan amazing”
keluar dari balik kumis putihnya hampir di tiap menit. Dia bercerita banyak
tentang perjalanannya di Filipina dan Thailand. “FNB kids are great” katanya J. Sembari masih
bercerita, kusampaikan pesan Willy untuk segera mengirimkan poto passport untuk
pengurusan perjalanan selanjutnya. Jadilah dia meminta untuk diantar ke tempat
yang ber- akses internet.
Setelah menyelesaikan urusannya,
Keith diantar ke Kedai Buku Jenny untuk beristirahat. Tidak butuh waktu lama
setibanya di KBJ, dia akhirnya lelap J
Saya dan lainnya yang masih
terjaga mengobrolkan bagaimana sebaiknya acara yang akan digelar besok. Awalnya
kami ragu untuk menggelar tabling, karena beberapa volunteer yang biasa di
dapur sedang berhalangan untuk ikut andil sementara Keith akan melanjutkan
perjalanannya kembali ke Jakarta besok. Di akhir obrolan kami memutuskan untuk
menggelar tabling dan beberapa item acara, yaitu screening movie dan diskusi
tentang FoodNotBombs International Movement.
-----------
Keesokan harinya, saya bersama
Rido berangkat ke pasar tradisional untuk keperluan tabling. Berbeda dengan
tabling sebelumnya-dengan bahan makanan donasi pedagang pasar tradisional
Terong-, semua bahan makanan kali ini kami beli. Beruntung karena kami memiliki
beberapa jumlah donasi (terimakasih untuk yang datang di RiotFest). Yah, kami
sulit mendapatkan bahan makanan gratis secara dadakan. Kami butuh waktu untuk
mengkonfirmasi ke pedagang. Tapi tak apa, kami tetap jalan J
Pembagian tugas pun berlangsung.
Saya, kak Nita, dan Fitri bergumul dengan peralatan dapur sementara Eric, Imas,
Keith, Kak Bob, Sawing, dan Rido mengeksekusi sayuran. Sementara beberapa teman
lagi mengurus kebutuhan screening movie dan diskusi.
Makanan siap. Kebutuhan diskusi
siap. Tinggal menunggu beberapa menit untuk kedatangan beberapa teman lagi .
Tepat pukul 15.00, tabling FNB chapter Makassar dibuka. Free nasi pecel for the
revolution J
semua makan dengan lahap tak terkecuali Keith yang sampai nombok.
Tak ada yang lebih indah dari
melihat orang-orang kekenyangan J.
Keith yang melihat saya begitu kepedisan bertanya “do you feel hot”? | “yah” |
why? U’re Indonesian. Glek, semua terbahak.
Item selanjutnya adalah screening movie dilanjutkan dengan cerita-cerita
Keith tentang suka-duka nya menjalankan FNB juga diskusi mengenai FNB Internasional.
Diskusi berjalan asik. Beberapa teman beranjak pulang
membawa poster donasi karya Keith McHenry , beberapa lagi masih betah mendengar
ceritanya. Di akhir bincang-bincang ada yang memberikannya topi, tote bag, dan
t-shirt sebagai oleh-oleh dari Makassar, tak terkecuali oleh-oleh dari FNB
Chapter Makassar.
Sebelum akhirnya
melanjutkan perjalanan ke
Jakarta, Keith mengumpulkan tenaga dengan sedikit beristirahat. Semoga bisa
bertemu kembali Keith. We missed u already. L
Keith beranjak dari Makassar
1 Maret 2013 pukul 22.45 WITA.
Langganan:
Postingan (Atom)