Kamis, 30 Juni 2011

KONTRASEPSI- RUANG PEREMPUAN

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang artinya mencegah atau melawan, dan konsepsi yang artinya pembuahan, jadi kontrasepsi berarti mencegah pembuahan sel telur oleh sel spermatozoa, sehingga tidak terjadi kehamilan.

Secara umum kontrasepsi di bedakan menjadi dua macam yaitu bersifat permanen dan nonopermanen.

Tujuan Kontrasepsi

Tujuan dibuatnya alat-alat kontrasepsi sebagai berikut :

1.      Mencegah agar tidak terjadi kehamilan

2.      Mencegah penularan penyakit kelamin

METODE KONTRASEPSI

Secara umum kontrasepsi dibedakan atas dua metode yaitu :

Kontrasepsi permanen

Metode ini disebut juga kontrasepsi menetap, yaitu jika kemampuan hamil sulit atau tidak dapat dikembalikan. Usaha kontrasepsi permanen dilakukan dengan cara operasi baik pada wanita maupun pria.

·         Pada Wanita

Dikenal Tubektomi, yaitu pemotongan saluran tabung Fallopi (Ovidak). Ada juga yang dilakukan dengan hanya mengikat ovidak agar ovum atau sperma tidak dapat melaluinya sehingga tidak terjadi fertilisasi.

·         Pada Pria

Dikenal Vasektomi yaitu pemotongan saluran Vasadeferensia. Selain itu ada pula yang hanya mengikat vasadefensia. Tujuannya supaya sperma tidak sampai ke uretra sehingga sperma tidak dapat dikeluarkan.

Kontrasepsi nonpermanen

Metode kontrasepsi nonpermanen disebut juga kontrasepsi tidak tetap yaitu suatu meode kontrasepsi dimana kemampuan hamil dapat dikembalikan

·         Alat-alat Kontrasepsi Nonpermanen

Kontrasepsi Mekanik

Kontrasepsi nonpermanen ada yang  disebut kontrasepsi mekanik karena kegunaannya yang melindungi, seperti;

·         Kondom

Dengan pengunaan kondom sperma tertahan di dalam kondom sehingga sperma tidak membuahi sel telur. Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Terlebih jika dipakai bersama dengan spermisida (pembunuh sperma). Kondom harganya murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter, tidak perlu pengawasan dan juga bisa mencegah penularan penyakit kelamin. Tapi tidak selalu cocok terutama jika pemakai alergi terhadap bahan karet. Dan mungkin saja terjadi kebocoran, karena bahannya yang sangat tipis. Efektivitas : 80-90% (dapat meningkat jika digunakan bersama spermisida).

·         Diafragma

Diafragma atau Cervical Cap menutupi uterus, sehingga mencegah sperma masuk kedalam uterus. Kontrasepsi wanita yang mirip kondom. Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam sekat yang dapat mencegah masuknya sperma ke dalam rahim. Efektivitas : 85%.

·         IUD (Intra Utrine Device) atau spiral

Spiral ini dipasang dalam uterus (rahim) wanita. Spiral mencegah embio menempel pada dinding rahim. Efek sampingnya adalah dapat terjadi pendarahan di luar siklus menstruasi. Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes Loop). Ada pula yang terbuat dari logamtembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven) dan mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload). Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi.

Namun, kontrasepsi ini bukanlah alat yang sempurna. Masih ada kekurangannya. Misalnya, kehamilan bisa tetap terjadi, perdarahan, atau infeksi. Mungkin akibat benang dari alat tersebut dapat merangsang mulut rahim sehingga menimbulkan perlukaan dan menganggu dalam hubungan seksual. Pemakaian AKDR juga membuat kita lebih mudah keputihan. Karena itu sebaiknya kontrasepsi ini tidak digunakan jika terdapat infeksi genetalia atau perdarahan yang tidak jelas. Efektivitas : IUD bentuk T = 99%, IUD Progesterone = 97%.

·         Jeli, tablet busa atau spons

Bahan-bahan ini pada dasarnya spermisida (pembunuh sperma). Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol. Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. Namun banyak wanita yang kurang nyaman menggunakannnya karena tidak enak dan kadang menimbulkan alergi. Efektivitas : 80%.

·         Tubektomi (Sterilisasi pada wanita)

Cara kerja tubektomi ini adalah Tuba fallopi (pembawa sel telur ke rahim) dipotong dan diikat dengan teknik yang disebut kauter, atau dengan pemasangan klep atau cicin silastik. Keuntungannya adalah aman bagi kesehatan setelah prosedur dilakukan. Tidak mengganggu hubungan intim. Namun dalam pemakaiannya memerlukan operasi bedah kecil melalui irisan kecil di bagian pusar. Dengan bantuan alat laparoskopi (alat untuk memeriksa bagian perut). Alat ini akan memotong dan mengikat tuba fallopi, atau dengan tehnik kauter. Prosedur ini hanya untuk pasangan yang sudah memutuskan untuk tidak akan punya anak lagi. Efektivitas : 99%

        ·         Vasektomi (Sterilisasi Pria)

Saluran vaas deferens yang berfungsi mengangkut sperma dipotong dan diikat (lihat gambar), sehingga aliran sperma dihambat tanpa mempengaruhi jumlah cairan semen. Jumlah sperma hanya 5% dari cairan ejakulasi. Cairan semen diproduksi dalam vesika seminalis dan prostat sehingga tidak akan terganggu oleh vasektomi. Tidak akan mengganggu ereksi, potensi seksual, produksi hormon. Efektivitas : 99% lebih

Kontrasepsi Hormonal

Ada juga yang disebut kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk.

·         Pil KB

Pil KB mengandung hormon estrogen dan progesteon. Jika pemakai tidak disiplin, pengguna pil KB tidak bermanfaat. Efek sampingnya adalah terjadi kegemukan pada sebagian pemakainya. Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan keluhan. Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid (sekuensial). Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek estrogen
rendah.

Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering.

Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti flek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI.

Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas : 99% untuk pil kombiniasi dan 86% untuk mini pil.

·         Susuk

Susuk atau Implant diletakkan di bawah kulit tangan. Susuk mengeluarkan hormon yang mencegah terjadinya ovulasi. Efek sampingnya adalah pemakai dapat mengalami gangguan siklus menstruasi. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon). Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Efektifit : 99 %.

·         Suntikan

Suntikan dilakukan dengan pemberian hormon setiap 3 bulan sekali untuk mencegah terjadinya ovulasi. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem). Efek sampingnya adalah kegemukan. Efektifit : 99 %.

1 komentar:

Insomnia_Kuroi mengatakan...

mau jadi dokter ya,.?
:p